CS: 085540500029 85540500029

Dapatkan produk produk yang berkualitas dan terpercaya
0 produk di keranjang belanja Anda

Tidak ada produk di keranjang.

PENCEGAHAN SERTA PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN BUAH NAGA

Setelah kita memahami Budidaya dan cara penanaman tanaman buah naga, tidak lengkap rasanya apabila kita tidak mempelajari cara pencegahan dan pengendalian hama penyakit yang sering kali menyerang tanaman ini, walaupun Tanaman Buah Naga merupakan tanaman yang tahan banting dan relatif mudah perawatannya namun apabila tanaman ini terserang hama otomatis juga akan mengurangi hasil panen dari buah naga sendiri karena produksi yang tidak maksimal dan bisa menyebabkan kerugian.

Ada beberapa hama dan penyakit yang menyerang tanaman buah naga dan akan kita kupas satu per satu lebih detail. Selanjutnya kita bedakan lebih dahulu antara pembawa vektor / hama yang menyerang secara langsung seperti Hama Bekicot, Burung, Tungau, Kutu Aphis, Kutu Putih, Kutu Sisik dengan Penyakit yang menyerang tanaman buah naga.

1.   Hama Bekicot ( Achatina fulica)

  • Merupakan hama bercangkang dan bertubuh lunak, panjang dewasa bisa mencapai 13 cm.
  • Kotoran dari bekicot biasanya berada pada cangkang
  • Telur berbentuk bulat yang diletakkan dimana mana.

     Gejala Serangan :

  • Biasa memakan dan mengerogoti bagian tanaman atau batang pada bagian bawah dan bagian tepi atau permukaan sehingga terdapat luka yang tidak beraturan

    Cara Pengendalian

  • Secara rutin melakukan penyiangan dari gulma di sekitar tanaman buah naga
  • Mengambil bekicot dan membuang telornya yang menempel di batang dahan buah naga kemudian di musnahkan.

2.  Hama Burung

Gangguan burung pada pada buah naga umumnya menyerang buah yang telah masak pada bagian atas, terutama oleh burung pemakan buah.

Gejala serangan :

Terdapat luka bekas cucukan burung yang akhirnya menyebabkan buah menjadi busuk.

3.  Hama Kutu Aphis sp.

  • Merupakan kutu yang kecil dengan ukuran lk. 3mm, warna hitam.
  • Populasi tinggi pada musim kemarau
  • Berkembang biak sangat cepat (partenogenesis)
  • Dapat berperan sebagai vektor virus

     Gejala Serangan :

  • Menyerang bagian tanaman muda baik tunas, kuncup bunga atau upih buah dengan cara mengisap cairan.
  • Kerusakan berat menyebabkan bagian yang dihisap berwarna kuning

Pengendalian :

  • Rutin melakukan penyiangan dan pembersihan lingkungan dari gulma
  • Gunakan Pestisida Organik yakni ANTUSS dengan dosis 5 -10 cc / liter dengan cara di semprotkan pada tanaman yang terjangkiti oleh kutu tersebut
  • Ada cara lain bisa juga mengaplikasikan pestisida nabati dengan bahan gadung.
  • Gunakan pestisida yang terdaftar dan dianjurkan

4.   Hama Tungau (Tetranychus sp.)

  • Ukurannya kecil, kakinya 4 ps, warna merah kekuningan atau orange
  • Kepadatan dan produksi telur meningkat pada periode kering dan pada pertumbuhan tunas baru.
  • Populasi menurun selama dan setelah musim hujan.

     Gejala serangan

Biasanya menyerang kulit batang atau cabang yang merusak jaringan klorofil yang berfungsi untuk asimilasi dari hijau menjadi cokelat.

Pengendalian :

  • Biologis: Pemangsa Pemangsa :Famili Coccinellidae (Stethorus sp., Chilomenes sp. dan Verania sp.), Staphylinidae (Oligota minuta), Cecidomyiidae, Thysanop­tera, Phytoseidae (Typhlodromus limonicus, T. rapax) dan Anthoco­ridae (Orius insiduous).
  • Bahan Nabati : Serbuk biji bengkuang 50 g/l paling efektif untuk mengendalikan hama tungau, disusul serbuk batang serai, serbuk biji sirsak, mimba dan mahoni @ konsentrasi 50 g/l air.
  • Aplikasi Akarisida yang berbahan dengan konsentrasi 1-2 gr/ltr air
  • Gunakan Pestisida Organik yakni ANTUSS dengan dosis 5 -10 cc / liter dengan cara di semprotkan pada tanaman yang terjangkiti oleh kutu tersebut

5.   Hama Kutu Putih ( Pseudococcus sp.)

  • Betina pradewasa dan dewasanya memiliki tubuh kekuningan dengan tepung lilin putih, sering terdapat pengecilan antar segmen.
  • Serangga dewasa betina terbentuk filament – filament pendek bergelombang disekitar tubuh, panjang tubuh 2,5 – 4 mm, tubuh lembut , oval memanjang sedikit agak rata. Saat dewasa mengeluarkan semacam lilin, elastis, filamen-vilament lilin putih dari pinggiran abdomen untuk membentuk pelindung pada telur-telurnya,

    Kutu Putih ( Pseudococcus sp.)

  • Kadang-kadang warna tubuh dari betina dewasa tidak dengan segera nampak jika tertutup oleh sekresi lilin putih. Jantan mempunyai hidup yang lebih pendek, kecil, memanjang, antena bersegmen, kaki 3 ps masing-masing berhubungan dengan sebuah pencakar tunggal, satu pasang sayap sederhana dilapisi dengan tepung lilin berwarna putih, satu pasang filamen lilin putih pada bagian posterior dan tidak ada pada bagian Mulut
  • Spesies ini berproduksi secara seksual, dan setiap betina meletakkan sejumlah telur sekali saja.
  • Penyebaran jarak dekat dengan bergerak dengan kaki, sedang untuk jarak jauh dengan angin. Penyebaran juga dapat terjadi oleh vektor seperti hewan, manusia atau tanaman pada saat pemangkasan atau panen, alat tranportasi yang berpotensi menyebarkan dari satu negara ke negara lain.

Gejala Serangan

  • Biasanya menyerang pada bunga atau buah sehingga buah yang dihasilkan akan diselimuti embun jelaga (merupakan asosiasi sekresi kutu dengan cendawan jelaga).

Pengendalian

  • Kultur Teknis
  • Sanitasi kebun dan gulma lainnya.
  • Fisik/mekanis ( Pada Populasi rendah disemprot dengan detergent 1 %, eradikasi tanaman terserang dan inang lainnya )
  • Gunakan Pestisida Organik yakni ANTUSS dengan dosis 5 -10 cc / liter dengan cara di semprotkan pada tanaman yang terjangkiti oleh kutu tersebut
  • Pestisida Kimia ( Penggunaan pestisida yang terdaftar dan di ijinkan )

6.   Hama Kutu Sisik ( Pseudococcus sp.)

  • Kutu berbentuk oval diselimuti lapisan lilin tipis.
  • Nimfa muda sangat aktif bergerak dan bergerombol selama 4 minggu pertama
  • Nimfa menjadi dewasa setelah 37–50 hari.
  • Kutu berkembang biak secara parthenogenesis (tanpakawin).
  • Masa peletakan telur selama 4-5 minggu.

Gejala Serangan

  • Pada percabangan yang terserang akan berwarna kusam karena bekas isapan dan tertimbunnya ekskresi yang ditumbuhi cendawan jelaga.

Pengendalian

  • Sanitasi kebun dari gulma dan tanaman inang lainnya
  • Pemanfaatan musuh alami seperti semut hitam, dan cendawan parasit Empusa fresenii, predator Cryptolaemus montrouzieri  (Coccinellidae) dan  Leptomastidae abnormis (Encyrtidae).
  • Pemanfaatan insektisida botani seperti larutan (ekstrak) umbi bawang putih dicampur cabai.
  • Gunakan Pestisida Organik yakni ANTUSS dengan dosis 5 -10 cc / liter dengan cara di semprotkan pada tanaman yang terjangkiti oleh kutu tersebut
  • Aplikasi pestisida yang terdaftar dan yang dianjurkan

Setelah kita memahami hama yang menyerang pada tanaman buah naga, selanjutnya kita akan membahas penyakit apa saja yang menyerang pada buah naga.

Penyakit yang menyerang tanaman buah naga,  terhitung tidak banyak jenis dan penyebabnya. Meskipun demikian, jika tanaman terserang harus segera diatasi agar tidak menyebar ke tanaman yang lain. Berikut ini penyakit buah naga dan penyebabnya serta tindakan pengendaliannya.

1.   Busuk Bakteri (Pseudomonas sp.)

Gejala Serangan :
Gejala tanaman buah naga yang terserang penyakit ini adalah tanaman tampak layu, kusam, terdapat lendir putih kekuningan pada tanaman yang mengalami pembusukan. Penyakit ini disebabkan oleh Pseudomonas sp.

Pengendalian :

  • Pengaturan drainase, terutama pada musim penghujan.
  • Sanitasi gulma di areal pertanaman untuk mengurangi kelembaban.
  • Pemangkasan tanaman sakit
  • Pada saat penanaman awal selain menggunakan pupuk kandang/kompos tambahkan Tricoderma dan Growbac untuk pencegahan.
  • Aplikasi Bakterisida yang terdaftar dan dianjurkan.

2.    Busuk Pangkal Batang ( Sclerotium rolfsii Sacc.)

Gejala Serangan :

Pada awal penanaman tanaman mengalami pembusukan pada pangkal batang, berwarna kecoklatan, dan terdapat benang hifa putih. Sering terjadi pada bibit stek yang tidak bertangkai atau bentuk potongan stek yang belum berakar.

Pengendalian :

  • Pengaturan drainase terutama pada saat musim penghujan.
  • Penyiangan gulma di areal pertanaman untuk mengurangi kelembaban.
  • Pemangkasan tanaman yang sakit
  • Untuk pencegahan dan meningkatkan daya tahan tanaman buah naga terhadap busuk pangkal batang gunakan Groomy sesuai dosis yang di anjurkan.
  • Aplikasi Fungisida yang terdaftar dan dianjurkan seperti penggunaan Tricoderma
  • Apabila busuknya batang tanaman berawal dari akar kemungkinan akar atau batang bawah terserang hama uret, untuk itu bisa di gunakan Beauveria atau Metarrizhium untuk pencegahan sekaligus membasmi hama uret.

3.   Layu Fusarium ( Fusarium sp)

Gejala Serangan :

Pada pangkal batang terdapat bercak coklat dan bag akar membusuk yang dapat menyebabkan tanaman berkerut, layu dan membusuk berwarna coklat.

Pengendalian :

  • Pengaturan drainase, terutama pada musim penghujan.
  • Sanitasi gulma di areal pertanaman untuk mengurangi kelembaban.
  • Tidak menanam bibit yang terinfeksi /jangan gunakan bibit dari tanaman sakit
  • Aplikasi agens hayati (Trichoderma sp) dengan cara dikocorkan /disiram pada pangkal batang atau disemprotkan pada batang, Dengan konsentrasi 5 – 10 CC/lt atau 100 gr/tangki(14lt).
  • Aplikasi Fungisida yang terdaftar dan dianjurkan.

4.   Antraknosa ( Colletotrichum sp.)

Gejala serangan :

Terjadi bercak coklat atau nekrotik gelap pada batang atau buah yang cekung bagian tengah dengan bagian pinggir yang terangkat .

Pengendalian :

  • Pengaturan drainase, terutama pada musim penghujan.
  • Sanitasi gulma di areal pertanaman untuk mengurangi kelembaban.
  • Sanitasi bag tanaman (tunas/buah) yang sakit.
  • Aplikasi agens hayati (Trichoderma sp) dengan cara dikocorkan /disiram pada pangkal batang atau disemprotkan pada batang, Dengan konsentrasi 5 – 10 CC/lt atau 100 gr/tangki(14lt).
  • Aplikasi Fungisida yang terdaftar dan dianjurkan.

Itulah hama dan penyakit yang biasa menyerang pada tanaman buah naga, untuk artikel selanjutnya kita akan membahas penggunaan pestisida organik, yang tentunya lebih efektif dan sehat buat kesehatan tanaman maupun manusia.

Demikian artikel yang dapat kami sampaikan, salam sukses dan salam berinovasi…..Djati